Molekul
pasti memiliki gugus pengikat yang tepat, namun bila posisi gugus salah maka
molekul tidak akan membentuk ikatan secara bersamaan. Alhasil ikatan menjadi
lemah dan sangat cepat terlepas serta tidak akan ada aktivitas.
Struktur
pencerminan (enantiomer) memiliki sifat
fisika dan melalui reaksi kimia yang sama namun berbeda bentuk. Hasil
pencerminan yang tidak berimpit tidak akan pas dengan sisi pengikat reseptor.
Senyawa
yang memiliki pencerminan yang tidak berimpit haruslah kiral dan asimetris.
Dalam hal ini hanya ada dua perbedaan yang terlihat antara dua enantiomer dari
senyawa kiral. Senyawa-senyawa tersebut berputar pada bidang polarisasi dengan
arah berbeda dan berinteraksi dengan cara berbeda dengan system kiral lain. Hal
ini sangat penting bagi industry farmasi.
Agen-agen
farmasi disintesis dari bahan pemulai sederhana menggunakan reagen akiral
sederhana. Reagen ini tidak mampu membedakan dua cerminan senyawa kiral sehingga
sebagian besar obat kiral disintesis dalam bentuk campuran keduanya. Hanya satu
dari dua enantiomer ini yang akan berinteraksi dengan reseptor. Apa yang
terjadi pada enantiomer yang lainnya?
Kemungkinan
terbaik adalah enantiomer ini tidak melakukan apa-apa dalam tubuh sedangkan
kemungkinan terburuknya, ia akan berinteraksi dengan reseptor yang sama sekali
berbeda dan menghasilkan efek samping yang tidak diharapkan. Contoh ini terjadi
pada tragedi thalidomide. Enantiomer yang satu merupakan penenang yang sangat
baik sedangkan yang lainnya dapat menyebabkan ketidaknormalan pada embrio
manusia.
Penggunaan
enantiomer semacam ini tentu menghabiskan waktu, uang, dan tenaga meski
enantiomer ini tidak berbahaya. Hal ini yang mendasari mengapa sebagian besar
riset kimia pada tahun-tahun terakhir ini berupa sintesis selektif dari suatu
enantiomer tunggal senyawa kiral.
Tentu saja, alam sudah ada selama berjuta-juta
tahun. Alam cenderung memilih bekerja dengan
enantiomer ‘kiri’ dari asam amino, enzim (yang terbuat dari asam amino – asam
amino ‘kiri’) juga berlaku sebagai enantiomer tunggal dan mengkatalis reaksi
enantiospesifik – yaitu reaksi yang memberikan hanya satu enantiomer.
Pentingnya
memiliki gugus ikatan dalam posisi yang tepat telah mendorong ahli kimia
obat-obatan untuk membuat obat yang dianggap sebagai pharmacophore yang penting
dari molekul pengantar pesan. Pada pendekatan ini, dinyatakan bahwa penempatan
yang tepat dari gugus ikatan tersebut adalah hal yang menentukan apakah obat
tersebut dapat bertindak sebagai pengantar pesan atau tidak, dan sisa molekul
yang lainnya hanya berperan untuk mempertahankan gugus molekul pada posisinya.
Oleh karena itu, aktivitas dari struktur yang berbeda secara penampakan pada
sebuah reseptor dapat dijelaskan jika struktur yang berlainan tersebut
mengandung gugus ikatan yang tepat pada posisi yang tepat. Secara umum,
struktur atau kerangka molekular yang baru yang memegang ikatan-ikatan
gugus tersebut pada posisi yang tepat dapat dirancang sehingga memungkinkan
untuk menciptakan seri obat yang baru. Namun terdapat faktor pembatas yang akan
dibahas.
pustaka:
Graham L. Patrick, Medicinal Chemistry
0 comments:
Post a Comment
Untuk pembaca yang menginginkan pembahasan atau kunci jawaban dari post soal silahkan wa 08562908044 (fast respond) | monggo tinggalkan kritik, saran, komentar atau apapun ^_^