Saturday, December 3, 2011

Poosisi Gugus Pengikat


Molekul pasti memiliki gugus pengikat yang tepat, namun bila posisi gugus salah maka molekul tidak akan membentuk ikatan secara bersamaan. Alhasil ikatan menjadi lemah dan sangat cepat terlepas serta tidak akan ada aktivitas.
Struktur pencerminan (enantiomer) memiliki  sifat fisika dan melalui reaksi kimia yang sama namun berbeda bentuk. Hasil pencerminan yang tidak berimpit tidak akan pas dengan sisi pengikat reseptor.
Senyawa yang memiliki pencerminan yang tidak berimpit haruslah kiral dan asimetris. Dalam hal ini hanya ada dua perbedaan yang terlihat antara dua enantiomer dari senyawa kiral. Senyawa-senyawa tersebut berputar pada bidang polarisasi dengan arah berbeda dan berinteraksi dengan cara berbeda dengan system kiral lain. Hal ini sangat penting bagi industry farmasi.
Agen-agen farmasi disintesis dari bahan pemulai sederhana menggunakan reagen akiral sederhana. Reagen ini tidak mampu membedakan dua cerminan senyawa kiral sehingga sebagian besar obat kiral disintesis dalam bentuk campuran keduanya. Hanya satu dari dua enantiomer ini yang akan berinteraksi dengan reseptor. Apa yang terjadi pada enantiomer yang lainnya?
Kemungkinan terbaik adalah enantiomer ini tidak melakukan apa-apa dalam tubuh sedangkan kemungkinan terburuknya, ia akan berinteraksi dengan reseptor yang sama sekali berbeda dan menghasilkan efek samping yang tidak diharapkan. Contoh ini terjadi pada tragedi thalidomide. Enantiomer yang satu merupakan penenang yang sangat baik sedangkan yang lainnya dapat menyebabkan ketidaknormalan pada embrio manusia.
Penggunaan enantiomer semacam ini tentu menghabiskan waktu, uang, dan tenaga meski enantiomer ini tidak berbahaya. Hal ini yang mendasari mengapa sebagian besar riset kimia pada tahun-tahun terakhir ini berupa sintesis selektif dari suatu enantiomer tunggal senyawa kiral.
Tentu saja, alam sudah ada selama berjuta-juta tahun. Alam cenderung memilih bekerja dengan enantiomer ‘kiri’ dari asam amino, enzim (yang terbuat dari asam amino – asam amino ‘kiri’) juga berlaku sebagai enantiomer tunggal dan mengkatalis reaksi enantiospesifik – yaitu reaksi yang memberikan hanya satu enantiomer.
Pentingnya memiliki gugus ikatan dalam posisi yang tepat telah mendorong ahli kimia obat-obatan untuk membuat obat yang dianggap sebagai pharmacophore yang penting dari molekul pengantar pesan. Pada pendekatan ini, dinyatakan bahwa penempatan yang tepat dari gugus ikatan tersebut adalah hal yang menentukan apakah obat tersebut dapat bertindak sebagai pengantar pesan atau tidak, dan sisa molekul yang lainnya hanya berperan untuk mempertahankan gugus molekul pada posisinya. Oleh karena itu, aktivitas dari struktur yang berbeda secara penampakan pada sebuah reseptor dapat dijelaskan jika struktur yang berlainan tersebut mengandung gugus ikatan yang tepat pada posisi yang tepat. Secara umum, struktur atau kerangka molekular yang baru yang memegang ikatan-ikatan gugus tersebut pada posisi yang tepat dapat dirancang sehingga memungkinkan untuk menciptakan seri obat yang baru. Namun terdapat faktor pembatas yang akan dibahas.

pustaka:
Graham L. Patrick, Medicinal Chemistry


Poosisi Gugus Pengikat Rating: 4.5 Diposkan Oleh: andhiart ab

0 comments:

Post a Comment

Untuk pembaca yang menginginkan pembahasan atau kunci jawaban dari post soal silahkan wa 08562908044 (fast respond) | monggo tinggalkan kritik, saran, komentar atau apapun ^_^