EMPAT LILIN
Ada empat lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata "Aku adalah PERUBAHAN. Namun manusia tak mampu berubah: maka lebih baik aku mematikan diriku saja" Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang kedua berkata "Aku adalah IMAN, sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala". Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih, giliran lilin ketiga bicara "Aku adalah CINTA, tak mampu lagi aku tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya". Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.
Tanpa terduga... seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata "Eh.. apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!"
Lalu ia menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu lilin keempat berkata "Jangan takut, janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya: akulah HARAPAN"
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya...
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali iman, cinta, dan perubahan dengan harapan-Nya!!!
Siswa adalah harapan, di tangan kita ada harapan, di pikiran kita ada impian, di hati kita ada masa depan.
Mari kita jadi pemenang di tempat kerja kita, karena kita mencintai pekerjaan kita, kita bukan terpaksa, kita tidak dipaksa, kita bekerja dengan kepala, tangan, dan hati kita dalam membangun anak bangsa
Saturday, December 12, 2009
EMPAT LILIN (dedicated to teacher and candidate teacher)
Related Articles :
Candi TertinggiSetelah lama tidak liburan bersama akhirnya liburan menjelang tahun baru 2013 kesempatan itu ada. Tujuan yang menjadi pilihan kami ber ...
Lyric Dirgahayu PGRIBagai secercah cahaya, bagai sebutir embun Dikala alam gelap bumi gersang Pewujud mimbar cendekia, pembukti karya mulia Bagi bangsa ne ...
WEDDING PLANNING CHECKLIST: Daftar List Persiapan PERNIKAHAN 6-12 Bulan Sebelum Hari-H Tetapkan hari dan tanggal PERNIKAHAN (WEDDING DAY) Tentukan ANGGARAN PERNIKAHAN dan GAYA PERNIKAHA ...
Cerita HujanHari Rabu tanggal 21 Desember 2013 mulai dari sore hari hingga Kamis hingga Jumat pagi tadi, status di facebook dipenuhi dengan kata-k ...
SEPATU MURAH BERKUALITAS MERK EMORYBerawal dari window shopping shopee ketemulah sepatu ini. Kebetulan sepatu lama juga sudah buluk sehingga perlu pengganti.Melihat revi ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wow . .
ReplyDeletetau g Budh,,sehari sblmnya,,Q jg dicritain kisah ini ma tmnQ..
yang pnting dalam hidup,,qt harus percaya dan yakin atas apa yang akan qt jalani.
bila qt merasa apa yg diberikan untuk qt tidak cukup baik,,qt harus bisa yakin klo itu emang jalan yang terbaik.
berikan yang trbaik,,dan jalani dengan ikhlas..
seorang anak yang menyalakan lilin akan selalu ada bila kita percaya Allah selalu memberikan yg terbaik untuk qt.
sapa yang menceritakan esh?
ReplyDeleteKata Supardi Lee dari Institut Kemandirian, kita tak boleh jadi lilin...tak merasakan keberhasilan kita. Jadilah seperti bola lampu terang dan menerangi.Gitu Mba anis.."mari kita jadi pemenang" berarti ada yang kalah. betapa "hinanya" pihak yang kalah. Mungkin bukan menag kalah... tapi sukses dengan kebersamaan. Seperti shalat berjamaah
ReplyDeleteuntuk mas GusmuL: hm... begitu ya... betul.betul.betul :)
ReplyDelete