Dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) diperlukan suatu pengetahuan yang cukup memadai dari siapa saja yang terkait dengan upaya tersebut. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki yaitu anatomi payudara dan fisiologi laktasi. Alasan mengapa ASI sangat dianjurkan untuk semua bayi karena komposisi gizinya dan zat-zat anti yang terkandung di dalamnya menunjang tumbuh kembang anak.
I.
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Payudara
Kelenjar mammae manusia berasal dari ektoderm. Kelenjar ini pertama kali
dapat terlihat pada embrio yang berusia 4 minggu sebagai tunas (bud) atau nodul
jaringan epitel yang tampak di sepanjang garis yang disebut krista susu. Pada
embrio yang lebih berkembang. krista ini meluas dari midaksila sampai daerah
inguinal dan mungkin merupakan lokasi payudara atau puting yang berjumlah
banyak (supernumerary) pada orang dewasa. Nodul epitel yang rudimenter awalnya
terbenam di dalam mesenkim embrionik, yang kemudian akan mengalami diferensiasi
lebih lanjut. tampaknya di bawah pengaruh sinyal parakrin dari mesenkim. Tunas
epitel sekunder membentuk korda selular yang memanjang, bercabang, dan
berongga. Korda ini menjadi duktus ekskretoris dan laktiferus pada kelenjar
mammae.
Kelenjar mammae manusia merupakan struktur tuboalveolar yang terdiri
atas 15-25 lobus yang iregular yang letaknya radier menjauhi puting. Setiap
lobus terbenam dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh lapisan jaringan ikat
padat. Setiap lobus lebih jauh lagi dibagi menjadi lobulus, dihubungkan ke
puting oleh duktus laktiferus. Duktus laktiferus dibatasi oleh epitel skuamosa
berlapis. Jaringan ikat longgar (stroma) mengelilingi duktus laktiferus dan
dapat mengalami pelebaran selama menyusui.
Saat lahir, payudara menjadi rudimenter dan hampir seluruhnya terdiri
atas duktus laktiferus. Walaupun payudara tersebut dapat mensekresi beberapa
tetes susu, yang disebut `susu palsu', fungsi sekretorik ini hanya sebentar
raja dan payudara dengan cepat menjadi tenang sampai pubertas. Setelah
menarke, pajanan terhadap progesteron siklis menginduksi pertumbuhan duktus
selanjutnya dan perkembangan lobulus yang rudimenter pada ujung duktus. Epitel
duktus tetap sensitif terhadap stimulasi estrogen selama tahun-tahun reproduksi
wanita; jaringan stroma tetap sensitif terhadap stimulasiprogesteron. Payudara
terns membesar selama beberapa tahun setelah menarke bersamaan dengan duktus
laktiferus yang secara progresif bercabang-cabang, memanjang, dan berlumen,
serta jaringan adiposa yang berakumulasi. Akan tetapi, perkembangan lobulus
tidak akan melewati tahap rudimenter pada keadaan tidak adanya kehamilan.
Pada awal kehamilan terdapat pertumbuhan dan pencabangan yang cepat pada
bagian terminal lobulus yang rudimenter. Vaskularitas meningkat dengan cepat.
Wanita yang hamil sering merasakan kedua perubahan ini sebagai perasaan
`kesemutan' atau `ketegangan' pada payudara. Perubahan ini dapat mulai
dirasakan sesaat setelah konsepsi dan berlangsung selama trimester pertama.
Sekitar kehamilan minggu ke-8, mulai terjadi diferensiasi alveolar yang
sesungguhnya. Asinus kelenjar yang sesungguhnya terlihat sebagai alveolus berlumen
yang dibatasi oleh satu lapis sel mioepitel. Sel mioepitel yang memiliki banyak
cabang membentuk jaringan longgar di sekeliling alveolus. Alveolus berhubungan
dengan duktus laktiferus yang lebih besar melalui duktus intralobular. Sekresi
alveolar dimulai pada kehamilan trimester kedua. Pada trimester ketiga, sekresi
yang kaya imunoglobulin tampak memenuhi alveolus.
Meskipun peran steroid ovarium pada perkembangan payudara
telah terbukti secara klinis (keadaan kegagalan gonad prapubertas berhubungan
dengan tidak adanya perkembangan payudara), namun model pada binatang
menunjukkan bahwa hormon lain juga mungkin terlibat pada perkembangan payudara
manusia. Pajanan insulin menyebabkan terjadinya multiplikasi sel epitel dan pembentukan
arsitektur lobuloalveolar. Diferensiasi secara sitologis dan fungsional yang
sempurna pada sel epitel yang membatasi alveolus membutuhkan pajanan kortisol,
insulin, dan prolaktin. Reseptor faktor pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan
mirip insulin I (insulin-like growth factor 1, IGF-I) dan faktor pertumbuhan
epidermal (epidermal growth factor, EGF) yang telah diketahui terdapat pada sel
payudara manusia, menunjukkan adanya peran penting dari ligan-ligannya pada
perkembangan struktur dan fungsi payudara.
B. Pembentukan Air Susu
Air susu ibu mengandung lebih dari 100 zat. Pada dasarnya air susu
merupakan emulsi lemak dalam fase cairan yang isotonik dengan plasma. Air susu
manusia yang telah matang mengandung 3-5% lemak, 1% protein, 7% laktosa, dan
0,2% mineral, serta memberikan kalori sebesar 60-75 kkal/dL. Kelompok lemak
utama pada air susu manusia adalah trigliserida, yang memiliki kadar asam
palmitat dan asam oleat yang paling banyak. Protein-protein yang utama pada air
susu manusia adalah kasein, oc-laktoalbumin, laktoferin imunoglobulin A,
lisozim, dan albumin. Kasein dan oc-laktoalbumin merupakan protein susu yang
spesifik; a-laktoalbumin merupakan bagian dari kompleks enzim laktosa
sintetase. Laktosa merupakan jenis gula utama pada air susu manusia. Asam amino
bebas, urea, kreatinin, dan kreatin juga terdapat dalam air susu. Mineral yang
dikandung meliputi natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, dan klorida.
Saat meneliti komposisi air susu manusia, beberapa hormon peptida, termasuk
EGF, faktor pertumbuhan transformasi (transforming growth factor-a,
TGF-a), somatostatin, IGF-I dan IGF-II juga ditemukan. Air susu yang pertama
kali dikeluarkan setelah melahirkan disebut kolostrum. Kolostrum mengandung
protein yang lebih tinggi (sebagian besar imunoglobulin) serta kandungan gula
yang lebih rendah dibandingkan air susu yang diproduksi kemudian.
Sel epitel alveolus yang memproduksi susu merupakan sel yang
terpolarisasi dan sangat berdiferensiasi yang berfungsi mengakumulasi,
mensintesis, mengemas, dan mengeluarkan komponen-komponen air susu. Setidaknya
empat jalur transelular dibutuhkan untuk pembentukan air susu yang sesuai di
dalam alveolus payudara. Jalur yang pertama meliputi sekresi kation monovalen
dan air. Air dialirkan melewati sel alveolus melalui gradien konsentrasi yang
dibangun oleh gula susu yang spesifik; ion-ion mengikuti gradien elektrokimia.
Jalur yang kedua meliputi transpor imunoglobulin yang dimediasi reseptor.
Imunoglobulin A memasuki sel epitel setelah berikatan dengan reseptornya,
menjadi terinternalisasi dan ditranspor ke aparatus Golgi atau membran apikal
pada sel untuk disekresi. Jalur yang ketiga meliputi sintesis dan transpor
lemak susu, yang disintesis di claim sitoplasma dan retikulum endoplasma halus.
Lemak susu kemudian beragregasi menjadi droplet yang bergabung untuk membentuk
globul lemak yang lebih besar. Globul lemak kemudian dikeluarkan dari bagian
apikal sel ke dalam lumen alveolar. Jalur yang terakhir meliputi eksositosis
vesikel sekretorik yang mengandung protein susu spesifik, kalsium, fosfat,
sitrat, dan laktosa. Vesikel ini terbentuk di dalam aparatus Golgi. Di sini,
kasein, yang merupakan suatu protein susu spesifik, membentuk misel dengan
kalsium dan fosfat. Golgi bersifat impermeabel terhadap laktosa. Karena laktosa
merupakan gula yang aktif secara osmotik, air ditarik ke dalam Golgi sehingga
kandungan laktosa menentukan volume cairan susu. Jalur yang kelima dibutuhkan
untuk pembentukan air susu. Jalur ini bukan merupakan jalur transelular, namun
paraselular. Imunoglobulin seperti IgA, plasma protein, dan leukosit dapat
bergerak di antara sel alveolar yang telah kehilangan persambungan eratnya (tight
junction).
C. Regulasi Produksi Air Susu
Regulasi kuantitas dan kandungan air susu ibu sebagian besar berada di
bawah kontrol hormonal, dengan prolaktin sebagai hormon pengatur utama pada
manusia, walaupun kerjanya membutuhkan sinergisme dengan beberapa hormon
lainnya. Konsentrasi prolaktin di dalam plasma meningkat selama kehamilan,
dari di bawah 20 ng/mL menjadi lebih dari 200 ng/mL. Pada wanita menyusui,
kadar prolaktin serum basal tetap meningkat selama 4-6 minggu postpartum,
kemudian menurun hingga kadar seperti sebelum kehamilan walaupun masih
menyusui. Selama sekitar 2 bulan kemudian, isapan bayi dapat menyebabkan
lonjakan pelepasan prolaktin. Walaupun dengan produksi air susu sekitar satu
liter atau lebih per hari, refleks ini juga menghilang secara bertahap.
Peran prolaktin yang paling penting pada awal masa menyusui terjadi
dengan memblok sekresi hormon dari hipofisis dengan menggunakan agonis
dopamin, yaitu bromokriptin. Saat bromokriptin diberikan pada wanita sesaat
setelah melahirkan, kadar prolaktin turun dengan cepat sehigga mencapai kadar
sebelum hamil. Pembesaran payudara dan laktasi tidak akan terjadi. Estrogen
juga dapat digunakan untuk menekan laktasi segera setelah melahirkan, namun
dengan mekanisme yang berbeda. Setelah pemberian estrogen, kadar prolaktin
tetap meningkat, namun tidak ada air susu yang terbentuk. Estrogen menghambat
kerja prolaktin pada payudara, yang mungkin merupakan penyebab mengapa laktasi
tidak terjadi sebelum kelahiran. Setelah plasenta lahir, tidak ada lagi sumber
estrogen yang bersirkulasi dalam jumlah besar. Kadar estrogen yang bersirkulasi
turun drastis dan air susu mulai dibentuk dalam 24-48 jam. Pemberian
bromokriptin selanjutnya setelah periode melahirkan juga menghambat laktasi,
namun hanya sampai proses ini tidak bergantung lagi pada prolaktin.
Prolaktin memiliki beberapa efek pada tingkat selular. Prolaktin
menstimulasi sintesis 13-laktoglobulin dan kasein pada jaringan payudara oleh
insulin dan kortisol. Prolaktin menstabilkan kasein mRNA, memperlama waktu
paruhnya hingga delapan kali lipat. Prolaktin menstimulasi sintesis lemak susu,
dan mungkin terlibat dalam transpor natrium dalam jaringan mammae. Yang
menarik, dan tidak seperti hormon polipeptida lainnya, pengikatan prolaktin ke
reseptornya tidak menstimulasi aktivitas adenilat siklase.
D. Refleks Laktasi
Walaupun prolaktin bertanggung jawab dalam memulai produksi air susu,
penyampaian air susu ke bayi dan pemeliharaan laktasi bergantung pada
stimulasi mekanis pada puting susu. Stimulus isapan bayi dikenal sebagai ejeksi
atau pengeluaran air susu. Walaupun isapan merupakan stimulus utama untuk
pengeluaran air susu, namun refleks ini dapat dikondisikan. Tangisan atau
pandangan bayi dan persiapan payudara untuk menyusui dapat menyebabkan
pengeluaran air susu, sementara rasa nyeri, malu, dan alkohol dapat menghambat
pengeluaran tersebut.
Refleks menghisap dimulai saat impuls sensoris yang berasal dari puting
masuk ke medula spinalis melalui akar dorsalnya. Jalur saraf multisinaps naik
ke nukleus supraoptik magnoselular dan paraventrikular pada hipotalamus melalui
neuron-neuron yang mengandung aktivin di dalam traktus nukleus solitarius.
Pengenalan terhadap impuls menyebabkan pelepasan oksitosin secara episodik dari
hipofisis posterior. Oksitosin kemudian menstimulasi seise! mioepitel yang
melapisi duktus untuk berkontraksi, sehingga menyebabkan `ejeksi' air susu.
Lonjakan yang besar pada pelepasan prolaktin sementara berhubungan
dengan pelepasan episodik oksitosin yang diinduksi oleh proses menyusui, namun
lonjakan ini nantinya tidak akan dipengaruhi oleh perubahan oksitosin. Denyutan
prolaktin menginduksi pembentukan air susu untuk proses menyusui berikutnya.
Merokok dapat menghambat lonjakan prolaktin ini dan menyebabkan penurunan
produksi air susu.
Refleks menghisap juga mempengaruhi aktivitas generator denyut GnRH.
Isapan menghambat pelepasan gonadotropin dan biasanya tidak terjadi ovulasi.
Efektivitas laktasi dalam menekan fungsi gonad secara langsung berhubungan
dengan frekuensi dan durasi menyusui. Di komunitas pemburu Kung di Afrika,
rerata interval antara kelahiran adalah 44 bulan, walaupun mereka melakukan
koitus segera setelah melahirkan dan tidak menggunakan kontrasepsi. Para ibu
menyusui setiap 15 menit dan anak-anak selalu dekat dengan ibunya siang dan
malam selama 2 tahun atau lebih.
E. Protein dalam ASI
ASI mengandung protein lebih rcndah dari Air Susu Sapi (ASS), tetapi
protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna).
Keistimewaan dari protein pada ASI ini adalah:
1. Rasio protein "whey"
: kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya 20 : 80. Hal ini
menguntungkan bagi bayi karena pengendapan dari protein "whey" lebih
halus daripada kasein sehingga protein "whey" lebih mudah dicerna,
2. ASI mengandung alfa-laktalbumin,
sedangkan ASS mengandung juga betaaktoglobulin dan bovine serum
aibumin yang sering menyebabkan alergi,
3. ASI mengandung asam amino esensiil
taurin yang tinggi, yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi
bilirubin.
4. Kadar methionin dalam ASI
lebih rendah dari ASS, sedangkan sistin lebih tinggi. Hal ini sangat menguntungkan
karena enzirn sistationase yaitu enzim yang akan mengubah methioni menjadi
sistin pada bayi sangat rendah atau tidak ada. Sistin ini merupakan asam amino
yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.
5. Kadar tirosin dan feni alanin
pada ASI rendah, suatu hal yang sangat menguntungkan untuk bayi terutama
prematur karena pada bayi prematur kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan perturnbuhan otak,
6. Kadar poliamin dan
nukleotid yang sangat penting untuk sintesis protein pada ASI lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ASS.
F.
Karbohidrat dalam ASI
ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan
ASS (6,5-7 gram %). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa.
Kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini oleh
fermentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini memberikan
suasana asam di dalam usus bayi. Dengan suasana asam di dalam usus bayi ini
memberikan beberapa keuntungan:
1.
Penghambatan pertumbuhan bakteri yang patologis.
2.
Memacu perturnbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik dan
mensintesis vitamin.
3.
Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat.
4.
Memudahkan absorpsi dari mineral misalnya kalsium, fosfor dan magnesium.
Laktosa ini juga relatif
tidak larut sehingga waktu proses digesti di dalam usus bayi lebih lama tetapi
dapat diabsorpsi dengan baik oleh usus bayi. Selain laktosa yang merupakan 7% dari total ASI juga
terdapat glukosa, galaktosa dan glukosarnin. Galaktosa ini penting untuk
pertumbuhan otak dan medula spinalis, oleh karena pembentukan mielin di medula
spinalis dan sintesis galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Glukosamin
merupakan bifidus faktor, di samping laktosa, jadi ini memacu pertumbuhan
Laktobasilus bifidus yang sangat menguntungkan bayi.
G. Lemak dalam ASI
Kadar lemak dalam ASI dan ASS relatif sama, merupakan sumber kalori yang
utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan K) dan sumber
asam lemak yang esensiil. Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan
ASS adalah:
1. Bentuk emulsi lebih
sernpurna. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung enzim lipase yang memecah
trigliserida menjadi digliserida dan kemudian menjadi monogliserida sebelum pencernaan
di usus terjadi.
2. Kadar asam lemak tak jenuh
dalam ASI 7-8 x dalarn ASS. Asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam kadar yang
tinggi yang terpenting adalah:
a.
Rasio asam linoleik: oleik yang cukup akan memacu
absorpsi lemak dan kalsium, dan adanya garam kalsiurn dari asam lemak ini akan
mamacu perkembangan otak bayi dan mencegah terjadinya hipokalsemia.
b.
Asam lemak rantai panjang (arachidonic dan docadexaenoic) yang herperan
dalam parkembangan otak
c.
Kolesterol yang diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat dan
diperkirakan juga berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme
kolesterol yang akan mengendalikan kadar kolesterol dikelak kemudian hari (mencegah
arteriosklerosis pada usia muda). Asam palmitat terdapat dalam bentuk yang
berlainan dengan asam palmitat dari ASS. Asarn palmitat dari ASS dapat bereaksi
dengan kalsium, menjadi garam Ca-palmitat yang akan mengendap dalam usus dan
terbuang bersama feses.
H. Mineral dalam ASI
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupan kadamya relatif rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi
adalah konstan, tetapi heberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari
diet dan stadium laktasi. Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi oleh diet
ibu. Garam organik yang terdapat dalarn ASI terutama adalah kalsium, kalium dan
natrium dari asam klorida dan fosfat, yang terbanyak adalah kaliurn, sedangkan
kadar Cu, Fe dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit.
Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup.
I.
Air dalam ASI
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk
melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang
secara metabolik adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan
meredakan rangsangan haus dari bayi.
J.
Vitamin, Kalori, dan Unsur-unsur Lain dalam ASI
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D dan C cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang.
Kalori ASI relatif
rendah, hanya 77 kalori/100 ml ASI. Sembilan puluh persen herasal dari
karbohidrat dan lemak, sedangkan 10% berasal dari protein.
Laktokrom, kreatin, kreatinin, urea, xarathin, arnonia dan asam sitrat.
Substansi tertentu di dalarn plasma darah ibu, dapat juga berada dalam ASI, misalnya minyak volatil
dari makanan tertentu (bawang merah), juga obat-obatan tertentu seperti
sulfonamide, salisilat, morfin dan alkohol, juga elemen-elemen anorganik
misainya As, Bi, Fe, I, Hg dan Pb.
K. Pengaruh Waktu pada Komposisi ASI
ASI yang pertama kali dihisap oleh bayi (menit pertama) dibandingkan ASI
pada menit terakhir
adalah berbeda. ASI menit pertama lebih capat encer, kernudian akan lebih
kental. ASI pada menit terakhir rnengandung lemak 4-5 x dan protein 1½ x lebih
banyak dibandingkan dengan ASI menit-menit pertama. Bila bayi tersebut menyusu
selama 15 menit, maka:
5 menit pertama mendapatkan: 60% total volume ASI
60% total protein ASI
60% total protein ASI
60% total
karbohidrat ASI
40% total lemak
ASI
50% total
energi ASI
5 menit kedua mendapatkan: 25% total volume ASI
25% total protein ASI
25% total protein ASI
25% total
karbohidrat ASI
33% total
lemak ASI
25% total
energi ASI
5 menit terakhir adalah
sisanya.
Dikatakan bahwa volume ASI
akan menurun sesuai dengan waktu.
Tahun pertama : 400 – 700
mL/24 jam
Tahun kedua : 200 –
400 mL/24 jam
Tahun ketiga : sekitar
200 mL/24 jam
L. Pengaruh Individu Terhadap Komposisi ASI
Ibu yang cemas akan lebih sedikit mengeluarkan ASI dibandingkan dengan
ibu yang tidak cemas. Juga ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi
ASI dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Pada kenaikan jumlah paritas
ada sedikit perubahan ASI walaupun tidak bermakna:
Anak pertama :
jumlah ASI + 580 mL/24 jam
Anak kedua :
jumlah ASI + 654 mL/24 jam
Anak ketiga :
jumlah ASI + 602 mL/24 jam
Anak keempat :
jumlah ASI + 600 mL/24 jam
Anak kelima :
jumlah ASI + 506 mL/24 jam
Anak keenam :
jumlah ASI + 524 mL/24 jam
II.
PENUTUP
Mudahnya terjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu dan bayi
merupakan awal dari keuntungan memberikan ASI pada bayi. Bagi bayi tidak ada
pemberian yang paling berharga dari ASI. Hanya seorang ibu yang dapat
memberikan makanan terbaik bagi bayinya. ASI tak ternilai harganya, selain
meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak
potensial memiliki emosi yang stabil, spiritual yang matang, serta memiliki
perkembangan sosial yang baik. Tidak ada susu buatan manusia yang dapat
mendekati apalagi menyamai keuntungan alami yang diberikan oleh ASI. Keuntungan
ini tidak saja diperoleh bayi, tetapi juga disarankan oleh ibu, keluarga, masyarakat,
negara, bahkan lingkungan.
Untuknya adalah yang terbaik. Tiada yang dapat menandinginya. Air susu
ibu adalah mata air kehidupan baginya dan sentuhan ayah adalah kekuatannya.
III.
DAFTAR PUSTAKA
Linda J.
Heffner dan Danny J. Schust. 2008. At a Glence
Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Purwanti Sri.
2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Roesli, Utami. 2000. Mengenal
ASI Eksklusif Seri 1. Jakarta: Trubus Agriwidya
Soetjiningsih.1997.
ASI: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
0 comments:
Post a Comment
Untuk pembaca yang menginginkan pembahasan atau kunci jawaban dari post soal silahkan wa 08562908044 (fast respond) | monggo tinggalkan kritik, saran, komentar atau apapun ^_^